telah diposting via akun Budi Isroni Uwo Bud pada 5 April 2010 pukul 23:22
Ketika kumencoba mengingat-ingat siapakah orang-orang yang berjasa padaku, kudapati nama orang tua tersayang, istri tercinta, saudara dan keluargaku, para pendidikku dan sahabatku selama ini. Saat akan kututup daftar itu aku diingatkan pada beberapa nama yang nyaris aku lupakan. entah kenapa bisa aku tak mengingatnya. Apakah ada sedikit kesombongan sehingga hanya nama nama besar itulah yang kupandang berjasa padaku..
Saat ini kucoba mengingat kembali tiga diantaranya.
MAAS
Ia adalah seorang sopir dump truck perusahaan di PT. SMP. Pembawaannya yang 'slengean' masih bisa kuingat. Bersama kami pernah memborong durian yang dijual orang Kubu (Suku Anak Dalam), bersama-sama rebutan Kuwau (Sejenis burung berbulu indah yang langka) dan banyak aktivitas lainnya selama hampir 3 tahun bekerja ditempat yang sama.
Sebagai sopir selayaknya Maas bersikap loyal padaku. Namun, dengan usianya yang lebih tua, saat ini sekitar 40 tahun, kadang ia pun memberikan masukan yang berharga padaku. Salah satu pesannya yang kuterima dan kujalani hingga saat ini : "Jangan lengah dengan keadaan ekonomi selama di perusahaan, cepat buat kebun untuk asuransi hari tua".
MBAH SIYO
Mbah siyo, seorang lelaki 60 tahunan yang pernah bekerja denganku. Padanya aku banyak bertanya tentang cara tradisional mengobati penyakit yang sering ditemukan. Maklum, di kebun akses untuk mendapatkan perawatan medis sering terkendala. Beliau selalu sedia menerangkan padaku apa yang diketahuinya dengan ceria dan gelak tawa disela-sela giginya yang mulai ompong. Saat ini Mbah Siyo sudah tidak bekerja di kebun dan menetap di Kayu Aro Kerinci. ..
(tuk simbah: Pripun kabare Mbah? salam buat mas parok, nggeh..)
KOSIM
Saat ini berusia sekitar 25 tahun. Di awal pertemuan kami, tahun 2003, ia adalah helper/kernet Traktor MF. Bocah asal purwodadi ini akan selalu ku ingat karena telah memaksaku untuk berbicara dalam bahasa jawa. Tak susah memang. Namun perlu keberanian untuk memulai.Dan saat ini mampu kugunakan dalam pergaulan sehari-hari...
Ah, begitu banyak orang yang telah berjasa dalam hidupku Tanpa tahu dengan apa bisa membalasnya. Mereka bertiga mungkin hanya orang biasa. Tapi bagiku, mereka juga berjasa...
Bukit Namora, 01 Desember 2008
Saat ini kucoba mengingat kembali tiga diantaranya.
MAAS
Ia adalah seorang sopir dump truck perusahaan di PT. SMP. Pembawaannya yang 'slengean' masih bisa kuingat. Bersama kami pernah memborong durian yang dijual orang Kubu (Suku Anak Dalam), bersama-sama rebutan Kuwau (Sejenis burung berbulu indah yang langka) dan banyak aktivitas lainnya selama hampir 3 tahun bekerja ditempat yang sama.
Sebagai sopir selayaknya Maas bersikap loyal padaku. Namun, dengan usianya yang lebih tua, saat ini sekitar 40 tahun, kadang ia pun memberikan masukan yang berharga padaku. Salah satu pesannya yang kuterima dan kujalani hingga saat ini : "Jangan lengah dengan keadaan ekonomi selama di perusahaan, cepat buat kebun untuk asuransi hari tua".
MBAH SIYO
Mbah siyo, seorang lelaki 60 tahunan yang pernah bekerja denganku. Padanya aku banyak bertanya tentang cara tradisional mengobati penyakit yang sering ditemukan. Maklum, di kebun akses untuk mendapatkan perawatan medis sering terkendala. Beliau selalu sedia menerangkan padaku apa yang diketahuinya dengan ceria dan gelak tawa disela-sela giginya yang mulai ompong. Saat ini Mbah Siyo sudah tidak bekerja di kebun dan menetap di Kayu Aro Kerinci. ..
(tuk simbah: Pripun kabare Mbah? salam buat mas parok, nggeh..)
KOSIM
Saat ini berusia sekitar 25 tahun. Di awal pertemuan kami, tahun 2003, ia adalah helper/kernet Traktor MF. Bocah asal purwodadi ini akan selalu ku ingat karena telah memaksaku untuk berbicara dalam bahasa jawa. Tak susah memang. Namun perlu keberanian untuk memulai.Dan saat ini mampu kugunakan dalam pergaulan sehari-hari...
Ah, begitu banyak orang yang telah berjasa dalam hidupku Tanpa tahu dengan apa bisa membalasnya. Mereka bertiga mungkin hanya orang biasa. Tapi bagiku, mereka juga berjasa...
Bukit Namora, 01 Desember 2008
Comments
Post a Comment