Adakah
cerita yang sama berulang pada jiwa yang berbeda?
Aku adalah
lelaki dalam hujan di sebuah malam
Pada
temaran bulan yang kusanjung sebagai pelita diantara dua bola mata dan
mengantar sebait doa di antara helai daun yang beranjak tidur
Aku di
satu kepulangan adalah cerita yang berulang
Pada
tanah-tanah tandus yang dilewati hanya satu dua tapak kaki atau pada jalanan
yang diriuhi rupa-rupa
Aku
bernafas dalam jiwaku dan menepi pada kehendak lainnya
Maka
izinkan aku melintasi ruang yang
terbentang bersama cakrawalanya
Angin
rimba tak iklas ketika harus berganti menjadi badai dan bersama dedaun kering
melayang melintasi jalanan ini
Batu-batu
di tebing yang semakin uzur tak sanggup mempertahankan kesetiaannya bergantung
di akar pohon yang lesu
Lelaki
dalam hujan di satu kepulangannya
Berdiri
utuh menapak di bumi tercinta
Usapkan
peluh di sela dingin malam dan kebekuan dunia
Hanya
melafazkan sedikit kata
”Hidup
belum seberapa”
Jika harus
menepi
Dimanakah
perih itu bermuara?
Padang aro, Juni 2011
Comments
Post a Comment