Kala kembali ku menapak disini
Terusik rinduku
Mengenang masa lalu
Pudar pupus bayangan itu
Cabiklah lembaran-lembaran
Atas keangkuhan
Atas keegoan
Seakan masih kudengar kicau burung
Jaga Aku menanti sang mentari
Berharap embun itu tersapu
Kupinta mendung itu berlalu
Dan kuhampiri sawahku
Seakan masih kudengar suara serunai
Hapus peluh dari dahiku
Berharap jabat tangan dari sahabat
Berbagi keluh kesah pada sahabat
Dan bangkitkan semangatku
Seakan bisa kudengar canda sang kerbau
Sentak Aku menatap senja
Berharap semilir angin petang
Kurindu cemerlang cahaya bulan
Dan kudatangi surauku
Pelantun Ayat Suci tak lagi kukenal
Yang mestinya hatiku akan bergetar
Dan langkahku semakin sadar
Suara Tale itupun hanya berlalu
Yang mestinya Aku kan terpaku
Dan kubaca sejarahku
Petatah-petitih tetua tak lagi laku
Yang mestinya Aku kan malu
Dan kubenahi adatku
Ah… Aku hanya berkhayal
Atau bahkan tak mampu menalar
Benarkah ini nyata
Atau pernah ada
Tak mau kujawab tanya
Aku terasing di Negriku
Dalam riuh dan bising penjarakan Aku
Aku terusir dari tanahku
Lalu menjauh dan pergi dari lumbungku
Kini…
Di mana Aku mencari
Senandung sunyi Alam Kerinci
Comments
Post a Comment