Tak sadar aku sedang diceramahi dengan
selaksa doktrin kebenaran pada ubun-ubunku
Aku muak dan pecah
Aku tak mampu lagi memandangmu seperti
pandangan abdi pada tuannya
Meski masih coba kusandingkan
kekuasaanmu dengan sang raja disana
Ialah
Sang Raja Katak yang pernah bertahta
Berdiri
angkuh pada sebungkah batu
Setelah puas tidur di tilam
kebesarannya yang tersuruk diantara batu-batu yang dikangkanginya kini
Sang
katak mulai tersenyum
Manis
dan sinis
Sejauh
pandang hanya untuk meyakinkan pujian baginya
Terasa seisi bumi hanya menanti
kehadirannya untuk memulai pagi ini
Ah…
selebar apapun dunia ini
Mereka
bukan apa-apa tanpa ku
Comments
Post a Comment