Ke Kerinci....? pasti pengin lihat Gunung Kerinci atau Danau Kerinci. Keduanya punya pesona yang sama kuat. Gunung Kerinci sebagai Gunung Tertinggi di Pulau Sumatera dan Danau Kerinci sebagai Danau Terbesar di Provinsi Jambi.
Danau Kerinci terletak di kaki Gunung Raja dan merupakan danau vulkanik seluas 4.200 hektar dengan kedalaman 110 meter, dengan ketinggian 783 meter di atas permukaan laut dan memiliki kelililing sepanjang 70 km. Secara administratif termasuk dalam Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling Danau.
Danau Kerinci merupakan danau kedua terbesar di Sumatera. Keindahannya selalu dikaitkan dengan legenda yang ada di Kerinci. Adalah Calupat dan Calungga dua bersaudara kembar yatim piatu yang tinggal di kaki Gunung Kerinci. Mereka memiliki pusaka Merah Delima dan Batu Putih peninggalan orang tuanya. Suatu hari Calungga pergi berburu seorang diri, dalam perjalanan ia menemukan sebutir telur raksasa. Telur itu kemudian dibawa pulang untuk diperlihatkan kepada Calupat adiknya namun ternyata Calungga memutuskan untuk memakan telur itu seorang diri. Setelah menyantap telur raksasa, Calungga kehausan tetapi ternyata kehausan Calungga berbeda. Ia meminum air sungai sekitar Gunung Kerinci yang menyebabkan sungai menjadi kering. Tubuh Calungga lama-kelamaan berubah, memanjang dan memiliki sisik-sisik emas sebesar nyiru. Calungga berubah menjadi seekor naga raksasa dengan batu mustika merah delima di kepalanya. Untuk menguji kesaktiannya, Naga Calungga memohon kepada segala dewa di bumi sakti alam Kerinci agar dapat menggenangi lembah dengan air sehingga terbentuklah danau besar. Putaran tubuh naga tersebut membentuk sebuah danau yang sekarang disebut Danau Bento di kaki Gunung Kerinci. Calupat adik Calungga tak kuasa hidup seorang diri, ia minta naga Calungga mengantarkannya ke perkampungan penduduk di sebelah Timur matahari terbit agar ia dapat hidup berdampingan dengan penduduk. Maka ditiup oleh sang naga sebuah muara dengan angin sakti yang sekarang ini menjadi sebuah sungai yang dinamai Sungai Muara Angin (Sungai Batang Merangin). Kemudian air menyusut karena terbawa arus naga Calungga yang menghilir ke Timur sehingga berobah menjadi sebuah lembah yang dinamai Renah Kerinci dan sebuah danau yaitu Danau Kerinci sekarang. Pada saat kedatangan mereka dihadapan penduduk sepanjang aliran sungai besar, Calupat duduk di atas kepala naga. Maka penduduk saat itu juga langsung menobatkan Calupat sebagai raja yang bergelar Sang Hyang Jaya Naga.
Comments
Post a Comment