Aku terbiasa menjadi air
Aku ingin membiaskan bening yang
berkilau kala sinar mentari menyapu raut wajahku
Lalu aku pun tersenyum, terus
mengalir dan membawa serta sejuta benih-benih kebahagiaan yang mungkin kan
ditanam seseorang untuk meneduhkan hati yang sempat galau diantara bebatuan
terjal, dan air itu akan mengikis sedikit keangkuhan sang batu
Aku terbiasa menjadi tanah
Aku ingin memancarkan harapan
hingga rintik senja turun disela butir-butir hara ku yang berpindah bersama
telapak kaki petani
Dan aku tak pernah lelah, terus
memberi dan membangun sejuta ranting dan daun yang mungkin mampu menaungi
sedikit kepala yang sempat tertunduk di antara terik, dan dedaun itu lantas
gugur untuk kembali menjadi dedaun yang baru
Aku tak terbiasa menjadi api
Aku takut kan membakar damai kita
dan meninggalkan parut diantara wajah kehidupan yang kujalani…
Dan menyisakan sesal yang mungkin
tak termaafkan
Maka …
Jangan lagi buat aku menjadi api
Comments
Post a Comment