Surau lapuk di ujung dusun
Merintih sunyi dalam gelisah
Aku akan mati tapi tak berkerabat
Adakah kain kafan yang kan menyelimuti ku?
Lebar angin yang datang menikam saat senja berlalu lalang masuk disela dinding pelupuh yang semakin karut
Hanya menyisakan satu dua anak cucu Adam, yang semakin rikuh, duduk dan bersimpuh diantara peluh dan bau lumpur
Pagi dalam balutan dingin embun hanya menanti datang terik dan menyambilkan siulan malam
Aku semakin suram diantara sayup sampai suara adzan
Aku, surau lapuk di ujung dusun dan entah kapan riwayatku terkubur...
Comments
Post a Comment