Kerinci, 5 November 2011
Aku hanya berusaha menuliskan catatan indah kehidupan namun
mengapa masih berupa kepingan garis pelangi?
Aku tak berharap menuliskan sebuah nama dengan tinta emas di
istana imajinasi kebanggaanku
Tidak teman, mungkin bukan itu
Seperti doa di hatimu, begitupun aku
Kita masih mengukir kata di pinggang gunung pengharapan
hingga melintasi sekat-sekat yang menggerakkan syaraf ketidaksenangan
Bukan pada siapa dia namun pada apa yang dilakukannya
Sebab sesiapapun adalah makluk Tuhan juga
Dan diselipkan sebentuk cinta di sempadan nadi
keangkuhannya
Disanakah jalan menuju bahagia?
Ketika jalan seperti di peta dalam benak ini membimbing,
telah kutempuh apa adanya dan membawa sesak ketika harus berbalik lagi kesana
Comments
Post a Comment