Jumat,
28 September 2012 02:46 WIB
Padang Aro, Sumbar (ANTARA News) - Taman Nasional Kerinci Seblat
(TNKS) Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah IV Solok Selatan akan melakukan
pemetaan daerah rawan pembalakan dan kebakaran di kawasan hutan daerah itu.
"Pemetaan ini penting untuk menentukan daerah paling rawan agar bisa memprioritaskan pengawasan serta pengamanan di kawasan itu," kata Kepala TNKS STPN Wilayah IV Solok Selatan M. Zainudin, di Padang Aro, Kamis.
Ia menyebutkan, di kawasan TNKS STPN Wilayah IV di Solok Selatan masih sering terjadi pembalakan hutan secara liar. Di wilayah ini ada tiga jenis kawasan yaitu tergolong tinggi, rendah dan menengah.
Dia mengungkapkan, pembalakan liar tergolong tinggi sering terjadi di Sungai Ipuah Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kampuang Baru dan Taratak Tinggi Kecamatan Pauah Duo serta Lubuak Gadang Timur Kecamatan Sangir.
"Pembalakan liar ini sangat sulit dicegah karena terus bertambahnya jumlah penduduk, sehingga kebutuhan akan lahan juga semakin tinggi," katanya.
Ia menyebutkan, pembalakan yang tergolong rendah yaitu di lokasi tersebut pernah terjadi perambahan tetapi sekarang sudah sangat sedikit atau menurun 90 persen.
Sedangkan menengah jelasnya, pernah terjadi pembalakan di satu lokasi tetapi sudah mulai berkurang dari biasanya.
"Sedangkan yang tergolong pembalakan tinggi hingga sekarang intensitasnya tidak menurun dan masih banyak yang melakukan penebangan secara terus menerus,"katanya.
Ia mengatakan, untuk tingkat kebakaran hutan di kawasan TNKS di Sumbar khususnya Solok Selatan sangat rendah karena daerahnya mempunyai topografi kemiringan rata-rata 40 derajat.
"Kebakaran hutan biasanya banyak terjadi di kawasan yang datarannya luas dan lahan gambut seperti di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan," imbuhnya.
Dikatakannya, untuk mencegah kebakaran hutan, maka ada daerah yang diawasi dan diwaspadai seperti pinggir jalan raya dan area datar.
Dia menambahkan, di daerah itu selain rawan pembalakan liar juga masih tinggi masalah perburuan binatang yang dilindungi.
"Karena banyak ditemukan jerat di dalam hutan dan pada Agustus tahun ini kamera trap yang dipasang untuk memantau populasi harimau hilang tiga buah," tambahnya.
Daerah rawan perburuan tersebut yaitu di Sungai Aro Kecamatan KPGD, Kampung Baru dan Taratak Tinggi Kecamatan Pauah Duo, Liki dan Tandai Kecamatan Sangir serta Lubuak Malako Kecamatan Sangir Jujuan.
sumber : www.antaranews.com
"Pemetaan ini penting untuk menentukan daerah paling rawan agar bisa memprioritaskan pengawasan serta pengamanan di kawasan itu," kata Kepala TNKS STPN Wilayah IV Solok Selatan M. Zainudin, di Padang Aro, Kamis.
Ia menyebutkan, di kawasan TNKS STPN Wilayah IV di Solok Selatan masih sering terjadi pembalakan hutan secara liar. Di wilayah ini ada tiga jenis kawasan yaitu tergolong tinggi, rendah dan menengah.
Dia mengungkapkan, pembalakan liar tergolong tinggi sering terjadi di Sungai Ipuah Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kampuang Baru dan Taratak Tinggi Kecamatan Pauah Duo serta Lubuak Gadang Timur Kecamatan Sangir.
"Pembalakan liar ini sangat sulit dicegah karena terus bertambahnya jumlah penduduk, sehingga kebutuhan akan lahan juga semakin tinggi," katanya.
Ia menyebutkan, pembalakan yang tergolong rendah yaitu di lokasi tersebut pernah terjadi perambahan tetapi sekarang sudah sangat sedikit atau menurun 90 persen.
Sedangkan menengah jelasnya, pernah terjadi pembalakan di satu lokasi tetapi sudah mulai berkurang dari biasanya.
"Sedangkan yang tergolong pembalakan tinggi hingga sekarang intensitasnya tidak menurun dan masih banyak yang melakukan penebangan secara terus menerus,"katanya.
Ia mengatakan, untuk tingkat kebakaran hutan di kawasan TNKS di Sumbar khususnya Solok Selatan sangat rendah karena daerahnya mempunyai topografi kemiringan rata-rata 40 derajat.
"Kebakaran hutan biasanya banyak terjadi di kawasan yang datarannya luas dan lahan gambut seperti di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan," imbuhnya.
Dikatakannya, untuk mencegah kebakaran hutan, maka ada daerah yang diawasi dan diwaspadai seperti pinggir jalan raya dan area datar.
Dia menambahkan, di daerah itu selain rawan pembalakan liar juga masih tinggi masalah perburuan binatang yang dilindungi.
"Karena banyak ditemukan jerat di dalam hutan dan pada Agustus tahun ini kamera trap yang dipasang untuk memantau populasi harimau hilang tiga buah," tambahnya.
Daerah rawan perburuan tersebut yaitu di Sungai Aro Kecamatan KPGD, Kampung Baru dan Taratak Tinggi Kecamatan Pauah Duo, Liki dan Tandai Kecamatan Sangir serta Lubuak Malako Kecamatan Sangir Jujuan.
sumber : www.antaranews.com
(KR-MLN/Z002)
Editor: Tasrief Tarmizi
Comments
Post a Comment