Salah satu situs cagar budaya di daerah Kerinci
yang mendapat perhatian dari pemerintah melalui Balai Pelestarian Cagar Budaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah Kerja Provinsi Jambi, Sumatera
Selatan, Bengkulu dan Kepulauan Bangka Belitung adalah Masjid Kuno Lempur
Mudik. Masjid yang dibangun pada abad ke-19 M ini terletak di desa Lempur Mudik
Kecamatan Gunung Raya. Secara geografis, objek ini terletak di 01015’22”
Lintang Selatan dan 101032’34,45” Bujur Timur.
Masjid Kuno Lempur Mudik memiliki kesamaan
arsitektur dengan beberapa Masjid kuno lainnya di wilayah kerinci. Yang
terdekat, dengan Masjid Kuno Lempur Tengah misalnya. Pada awalnya, bangunan ini
keseluruhannya terbuat dari kayu-kayu pilihan nan kokoh dan beratapkan ijuk
namun seiring perkembangan zaman masjid ini telah diubah dengan menggunakan
lantai semen dan beratapkan seng.
Masjid yang terletak disisi barat pertigaan jalan
raya Lempur Tengah – Dusun Baru Lempur ini memiliki ukuran 11 m x 11 m, di
bagian dalamnya disangga oleh 16 tiang kayu utama (saka guru) yang kuat dengan
diameter sekitar 75 cm serta 12 buah tiang bantu (saka rawa) dengan diameter
sekitar 60 cm. budiisroni78.blogspot
Bangunan Masjid kuno ini (dan masjid kuno lainnya
di Kerinci) bukan hanya menunjukkan ketaatan beragama masyarakat setempat,
namun juga menunjukkan ketinggian seni yang telah dimiliki oleh nenek moyang
kita pada waktu itu. Pada tiang-tiang masjid, dipahatkan ukiran-ukiran bermotif
suluran sementara pada dinding bangunan, motif yang ditampilkan lebih beragam
berupa tetalian dan tumbuhan. Sedangkan si setiap sudut bangunan terlihat motif
ukiran terawangan sulur gelung.
Masjid Kuno Lempur Mudik memiliki atap bertingkat
berupa tumpang 2 dengan bagian atas
berupa bulan sabit dan bintang. Pintu masuk terletak di sisi timur bangunan.
Tempat muadzin mengumandangkan adzan di setiap masuknya waktu shalat berupa
sebuah panggung kecil yang diletakkan menempel pada sebuah tiang utama. budiisroni78.blogspot
Masjid, apalagi sebuah masjid kuno seperti Masjid
Lempur Mudik ini, tak hanya menyisakan bukti sebuah tempat peribadatan. Namun
lebih dari itu, dari masjid ini kita dapat meniru dan mencontoh ketaatan nenek
moyang kita dalam urusan keislamannya. Dari sisi pembangunan, kita dapat
mewarisi sikap kegotongroyongan mereka. Dari sisi arsitektural masjid, kita
patut berbangga dengan keindahan seni yang telah ada waktu itu.
Comments
Post a Comment