tribunjambi/edi januar
Benda purbakala berupa guci dan tembikar yang ditemukan di SMAN 2 Gunung Kerinci, Kerinci
|
KABUPATEN Kerinci, yang merupakan kabupaten paling barat Provinsi Jambi, tidak
hanya memiliki keindahan yang tiada duanya, namun juga memiliki kebudayaan dan
peradaban yang sudah ada sejak ratusan tahun silam. Hal tersebut terbukti,
dengan banyaknya peninggalan-peninggalan bersejarah, yang tersebar di semua
wilayah Kabupaten Kerinci.
Seperti benda purbakala yang baru-baru ini ditemukan di Desa Siulak Tenang, tepatnya di SMA2 Gunung Kerinci. Siswa yang tengah asyik mengikuti kerja bakti, untuk membersihkan lingkungan sekolah, tiba-tiba terkejut karena cangkul mereka mengenai sesuatu benda yang cukup keras. Setelah diangkat, ternyata benda tersebut adalah pecahan guci dan mangkok yang terbuat dari tembikar (tanah liat).
Benda-benda bersejarah tersebut awalnya ditemukan pada kedalaman satu meter. Namun karena merasa penasaran, akhirnya siswa meneruskan penggalian, dan hasilnya pada kedalaman 1,5 meter, kembali ditemukan tumpukan pecahan guci dan gerabah.
Hal tersebut sontak membuat siswa lainnya berdatangan, karena ingin menyaksikan temuan langka tersebut. Pihak sekolah yang tidak ingin kecolongan, langsung melaporkannya kepada Pemkab Kerinci, agar bisa melakukan penelitian terkait temuan tersebut.
Saat itu siswa yang bertugas membersihkan got di depan sekolahnya menggali dengan cangkul. Pada saat galian mencapai satu meter, didapati tumpukan pecahan keramik dan gerabah, siswa kemudian menggali sampai kedalaman 1,5 meter guna mengangkatnya," ujarnya Madar, guru di sekolah tersebut.
Begitu menerima informasi, Pemkab Kerinci melalui Disbudparpora, langsung menuju lokasi untuk melihat hasil temuan tersebut, yang berada persis didalam got sekolah. Sesampainya disana, ternyata sekitar satu karung benda purbakala tersebut sudah diangkat oleh siswa.
Ya, saat ini benda-benda tersebut sedang diteliti. Sedangkan untuk lokasi penemuan benda tersebut, juga sudah diamankan. Pihak sekolah untuk sementara dilarang mengganggu tempat tersebut, ujar Kadisbudparpora, Arlis Harun, saat dikonfirmasi Tribun, Kamis (9/12) kemarin.
Menurut Arlis Harun, temuan tersebut sudah dilaporkan ke BP3 dan Musium jambi, agar bisa segera turun dan ikut melakukan penelitian, untuk mengetahui secara persis umur benda-benda tersebut. Hingga saat ini belum bisa ditebak berapa umur keramik-keramik tersebut, katanya.
Selain itu lanjutnya, petugas Disbudparpora, yakni Budayawan Iskandar Zakaria, yang juga merupakan penjaga benda cagar budaya di Kabupaten Kerinci, sudah diminta melakukan penelitian di lokasi. Besok (Jumat) pak Iskandar akan datang langsung kelokasi, untuk melakukan penelitian lebih lanjut, jelasnya.
Pusat Peradaban
Budayawan Kerinci, yang juga merupakan sesepuh desa di Kecamatan Gunung Kerinci, Amrisuarta, saat diminta komentarnya terkait penemuan tersebut, mengatakan bahwa di lokasi penemuan benda-benda bersejarah tersebut, diduga kuat merupakan pusat peradaban Kerinci kuno yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
 Dari lokasi sekolah tersebut, memang merupakan lokasi peradaban kuno. Dari lokasi itu, hingga ke kawasan perbukitan Sungai Betung, sudah sering ditemukannya benda-benda bersejarah seperti guci, mangkok, piring, dan berbagai peralatan kuno lainnya, ungkapnya.
Diharapkan kedepan lanjutnya, instansi terkait, yakni Disbudparpora dan BP3 serta museum Jambi, agar menindaklanjuti temuan penting tersebut, untuk mengetahui asal usul masyarakat Kerinci melalui kesenian dan kebudayaan.
Kita tidak menginginkan warisan bersejarah tersebut rusak begitu saja. Padahal peninggalan-peninggalan kuno tersebut, mampu memberikan gambaran bagaimana kehidupan nenek moyang kita dimasa lalu, tegasnya.
Sementara itu, Iskandar Zakaria, saat dikonfirmasi beberapa waktu yang lalu, juga mengatakan Kabupaten Kerinci memiliki beragam peninggalan prasejarah, baik berupa perkakas pertanian, ataupun peralatan-peralatan rumah tanggga.
Saya sendiri sudah beberapa kali melakukan penggalian. Dari pengalaman tersebut, saya mengetahui ada ribuan peninggalan bersejarah yang masih terpendam didalam bumi sakti alam kerinci. Namun sayang, hingga saat ini pemerintah belum bisa menyiapkan musium di Kabupaten Kerinci, sebutnya.
Bahkan, ia mengaku beberapa kali telah menawarkan rumahnya menjadi museum, dengan koleksi keramik peninggalan dinasti-dinasti di Cina, yang bernilai miliaran rupiah tersebut, namun ternyata juga tidak mendapat perhatian pemerintah.
Kalau pemerintah mau, saya rela rumah beserta koleksi peninggalan sejarah yang saya miliki menjadi musium, pungkas Iskandar Zakaria, yang juga merupakan penulis Al-quran terpanjang di dunia tersebut, sehingga namanya masuk dalam MURI. (edijanuar)
Seperti benda purbakala yang baru-baru ini ditemukan di Desa Siulak Tenang, tepatnya di SMA2 Gunung Kerinci. Siswa yang tengah asyik mengikuti kerja bakti, untuk membersihkan lingkungan sekolah, tiba-tiba terkejut karena cangkul mereka mengenai sesuatu benda yang cukup keras. Setelah diangkat, ternyata benda tersebut adalah pecahan guci dan mangkok yang terbuat dari tembikar (tanah liat).
Benda-benda bersejarah tersebut awalnya ditemukan pada kedalaman satu meter. Namun karena merasa penasaran, akhirnya siswa meneruskan penggalian, dan hasilnya pada kedalaman 1,5 meter, kembali ditemukan tumpukan pecahan guci dan gerabah.
Hal tersebut sontak membuat siswa lainnya berdatangan, karena ingin menyaksikan temuan langka tersebut. Pihak sekolah yang tidak ingin kecolongan, langsung melaporkannya kepada Pemkab Kerinci, agar bisa melakukan penelitian terkait temuan tersebut.
Saat itu siswa yang bertugas membersihkan got di depan sekolahnya menggali dengan cangkul. Pada saat galian mencapai satu meter, didapati tumpukan pecahan keramik dan gerabah, siswa kemudian menggali sampai kedalaman 1,5 meter guna mengangkatnya," ujarnya Madar, guru di sekolah tersebut.
Begitu menerima informasi, Pemkab Kerinci melalui Disbudparpora, langsung menuju lokasi untuk melihat hasil temuan tersebut, yang berada persis didalam got sekolah. Sesampainya disana, ternyata sekitar satu karung benda purbakala tersebut sudah diangkat oleh siswa.
Ya, saat ini benda-benda tersebut sedang diteliti. Sedangkan untuk lokasi penemuan benda tersebut, juga sudah diamankan. Pihak sekolah untuk sementara dilarang mengganggu tempat tersebut, ujar Kadisbudparpora, Arlis Harun, saat dikonfirmasi Tribun, Kamis (9/12) kemarin.
Menurut Arlis Harun, temuan tersebut sudah dilaporkan ke BP3 dan Musium jambi, agar bisa segera turun dan ikut melakukan penelitian, untuk mengetahui secara persis umur benda-benda tersebut. Hingga saat ini belum bisa ditebak berapa umur keramik-keramik tersebut, katanya.
Selain itu lanjutnya, petugas Disbudparpora, yakni Budayawan Iskandar Zakaria, yang juga merupakan penjaga benda cagar budaya di Kabupaten Kerinci, sudah diminta melakukan penelitian di lokasi. Besok (Jumat) pak Iskandar akan datang langsung kelokasi, untuk melakukan penelitian lebih lanjut, jelasnya.
Pusat Peradaban
Budayawan Kerinci, yang juga merupakan sesepuh desa di Kecamatan Gunung Kerinci, Amrisuarta, saat diminta komentarnya terkait penemuan tersebut, mengatakan bahwa di lokasi penemuan benda-benda bersejarah tersebut, diduga kuat merupakan pusat peradaban Kerinci kuno yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
 Dari lokasi sekolah tersebut, memang merupakan lokasi peradaban kuno. Dari lokasi itu, hingga ke kawasan perbukitan Sungai Betung, sudah sering ditemukannya benda-benda bersejarah seperti guci, mangkok, piring, dan berbagai peralatan kuno lainnya, ungkapnya.
Diharapkan kedepan lanjutnya, instansi terkait, yakni Disbudparpora dan BP3 serta museum Jambi, agar menindaklanjuti temuan penting tersebut, untuk mengetahui asal usul masyarakat Kerinci melalui kesenian dan kebudayaan.
Kita tidak menginginkan warisan bersejarah tersebut rusak begitu saja. Padahal peninggalan-peninggalan kuno tersebut, mampu memberikan gambaran bagaimana kehidupan nenek moyang kita dimasa lalu, tegasnya.
Sementara itu, Iskandar Zakaria, saat dikonfirmasi beberapa waktu yang lalu, juga mengatakan Kabupaten Kerinci memiliki beragam peninggalan prasejarah, baik berupa perkakas pertanian, ataupun peralatan-peralatan rumah tanggga.
Saya sendiri sudah beberapa kali melakukan penggalian. Dari pengalaman tersebut, saya mengetahui ada ribuan peninggalan bersejarah yang masih terpendam didalam bumi sakti alam kerinci. Namun sayang, hingga saat ini pemerintah belum bisa menyiapkan musium di Kabupaten Kerinci, sebutnya.
Bahkan, ia mengaku beberapa kali telah menawarkan rumahnya menjadi museum, dengan koleksi keramik peninggalan dinasti-dinasti di Cina, yang bernilai miliaran rupiah tersebut, namun ternyata juga tidak mendapat perhatian pemerintah.
Kalau pemerintah mau, saya rela rumah beserta koleksi peninggalan sejarah yang saya miliki menjadi musium, pungkas Iskandar Zakaria, yang juga merupakan penulis Al-quran terpanjang di dunia tersebut, sehingga namanya masuk dalam MURI. (edijanuar)
Penulis
: edijanuar
Editor
: deddy
Sumber : Tribun Jambi
Comments
Post a Comment