Pemantauan terhadap kerusakan tanah dan lahan |
Pemanfaatan tanah untuk berbagai keperluan dan
aktifitas manusia cepat atau lambat akan menyebabkan kerusakan tanah. Tanah,
sebagai salah satu komponen lahan, adalah lapisan teratas kerak bumi. Tanah
terdiri dari bahan mineral dan bahan organic serta memiliki sifat fisik, kimia
dan biologi serta memiliki kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makluk
hidup lainnya.
Kegiatan perlu dilakukan mengingat aktifitas manusia dengan memanfaatkan tanah
sebagai media, yang dilakukan dengan berlebihan dapat menurunkan kualitas dan
fungsi tanah serta mengetahui sejauh mana kerusakan itu terjadi dan menentukan
upaya perbaikan yang perlu dilaksanakan.
Istilah biomassa yang
sering digunakan mengacu pada tumbuhan atau bagian-bagian tumbuhan (bunga,
biji, buah, daun, ranting dan akar) termasuk tanaman yang dihasilkan oleh
kegiatan pertanian, perkebunan dan hutan tanaman. Produksi biomassa diartikan
sebagai bentuk-bentuk pemanfaatan sumber daya tanah untuk menghasilkan
biomassa.
Untuk mengendalikan
kerusakan tanah untuk produksi biomassa, Pemerintah telah menetapkan suatu
peraturan yang berisi criteria baku kerusakan tanah.
Pada kondisi lahan
kering ditetapkan parameter yang perlu diamati, meliputi :
§ Erosi
air
§ Kebatuan
permukaan
§ Ketebalan
solum
§ Komposisi
fraksi
§ Berat
isi
§ Porositas
total
§ Derajat
pelulusan air
§ pH,
Daya Hantar Listrik (DHL) dan Redoks
§ Jumlah
mikroba
Sedangkan pada
kondisi lahan basah, parameter criteria kerusakan tanah yang diamati adalah :
§ Subsidensi
gambut
§ Kedalaman
lapiran berpirit
§ Kedalaman
air tanah dangkal
§ Redoks
untuk tanah berpirit
§ Redoks
untuk gambut
§ pH,
Daya hantar listrik (DHL)
§ jumlah
mikroba
penjelasan ringkas
mengenai parameter
1.
Erosi
Merupakan
suatu proses dimana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ketempat lain
oleh kekuatan angin, air, grafitasi atau es.
Pengamatan
terhadap erosi penting dilaksanakan karena erosi pada umumnya akan membawa
lapisan tanah atas (top soil) yang
kaya akan unsure hara. Akibat dari suatu kejadian erosi menimbulkan defisiensi
unsure hara.
2.
Ketebalan solum
Solum
tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang menyusun dalam suatu tubuh tanah. Pada
umumnya, pada satu tubuh tanah tersusun dari beberapa solum, diantaranya berupa
solum O (akumulasi serasah), solum A (berupa lapisan tanah atas/top soil), Solum B (lapisan Sub Soil),
dan lapisan batuan induk (Solum C). Ketebalan Solum merupakan jarak vertical
dari permukaan tanah sampai ke lapisan yang membatasi keleluasaan perkembangan
system perakaran. Tingkat kritis solum tanah, berdasarkan PP Nomor 150 tersebut
adalah sedalam 20 cm. hal ini didasarkan
pada kebutuhan ruang minimal akar tanaman untuk berkembang dan menguatkan
batang tanaman.
3.
Kebatuan permukaan
Merupakan
persentase tutupan batu di permukaan tanah. Batu adalah semua material kasar
yang berukuran diameter ˃ 2 mm. tanah dengan kondisi kebatuan permukaan
yang tinggi akan menyebabkan tanaman akan sulit berkembang sebab dalam
perkembangan tanaman memerlukan ruang yang cukup, baik di permukaan maupun di
bawah tanah.
4.
Komposisi fraksi
Komposisi
fraksi tanah adalah perbandingan berat dari pasir kuarsatik (50 – 2.000 µm)
dengan debu dan lempung ( < 50 µm). komposisi tanah berhubungan erat dengan
kesuburan fisik tanah karena tanah tidak dapat menyimpan air dan zat hara jika
kandungan pasir kuarsatiknya ˃
80%.
5.
Berat isi
Istilah
berat ini (bulk density) mengacu pada
perbandingan berat kering suatu volume tanah per satuan volume termasuk
pori-pori tanah tersebut. Pada suatu tanah yang memiliki berat isi ˃
1,4 gr/cm3 maka kemungkinan akar tanaman untuk menembus tanah tersebut akan
sulit, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Selain itu, berat isi yang
terlalu tinggi akan memperkecil pori-pori antar partikel tanah. Hal ini akan
mengurangi kemampuan tanah mengikat unsure hara dan air.
6.
Porositas total
Adalah
persentase ruang pori yang ada dalam tanah terhadap volume tanah. Porositas
tanah dipengaruhi oleh berat isi dan berat jenis tanah, sehingga porositas
suatu tanah akan sangat terpengaruh oleh kenaikan berat isi tanah.
7.
Derajat pelulusan air
Derajat
pelulusan air atau permeabilitas tanah adalah kecepatan air melewati tubuh
tanah secara vertical, dengan satuannya cm/jam. Factor yang mempengaruhi
derajat pelulusan air adalah berat isi dan porositas suatu tanah. Tanah dengan
nilai berat isi tanah yang rendah dan tingkat porositas tanah yang tinggi derajat
pelulusan airnya akan semakin tinggi.
Bagian
1 dari 2
Dari
berbagai sumber
Comments
Post a Comment