Danau Kerinci dengan latar Gunung Raya |
Disini ku dilahirkan
Disini ku
dibesarkan
Dalam
pagar bukit dan pegunungan
Pada
halaman hamparan sawah kehijauan
Ah,
sungguh tak mungkin melupakan
Gunung Kerinci dan Hamparan Teh Kayu Aro |
Ada
kehangatan turun meski langit masih berselimut embun
Matahari
menuntun jemari membelai helai padi
Atau kicau
murai bersenandung di balik kemilau buah kopi
Aku tak
sempat bermenung, hanya sesaat tertegun
Atau
ketika senja datang menjelang
Sementara
kerbau-kerbau patuh pulang ke kandang
Hingga
bangau-bangau putih berkelompok terbang
Lagi-lagi,
membawa suasana riang
Selalu ada
senandung cinta di sini
Di sisi
lesung kayu bersama tino terkasih
Tanpa raut
lelah meski ada titik peluh di dahi
Dan
mengajakku memanggil segala hewan ternakmu
Krrrrr..... bibibibibibi......
Ufff, hingga kucing kesayangan itu menuntun ayam dan itik
kemari
Atau
mengenang malam-malam dalam temaram unggun
Dibimbing
dalam langkah memainkan jurus-jurus andalan
Salah satu
bekal hidup sebagai lelaki
Tegarlah...
Bahkan
hingga sang bulan menghilang dalam kelam
Sebuah
negeri bernama Kerinci
Sungguh
sebuah surga di muka bumi
Ada
berjuta kata tertinggal disana
Takkan
tuntas dengan hanya mengenang
Maka
izinkan aku untuk pulang
Comments
Post a Comment