SEJARAH MOTOR TRAIL JEPANG YANG PERNAH EDAR DI INDONESIA....



Selamat pagi...siang...sore...malem... mas bro, akang bro dan uwo bro yang terhormat...... sesuai judul, kita bakal bahas sejarah motor trail pabrikan Jepang yang pernah hadir di Indonesia gan.... baik itu Suzuki, Honda, Yamaha, Kawasaki bakal kita bahas satu per satu boss....
Motor trail emang cocok buat segala medan. Mungkin gak semuanya motor trail bakal kita bahas disini, tapi khusus yang dijual dan pernah dulu dijual oleh ATPM aja, kalo lewat importir umum sih banyak, tapi dikit gan populasinya...



Suzuki

Suzuki TS 100 series
TS 100A, B dan C
Suzuki TS 100 hadir di Indonesia pada tahun 1974, dalam kurun waktu 70-an Suzuki TS 100 sendiri keluar dalam beberapa versi, yaitu TS 100A, TS100B, dan TS100C dengan spesifikasi:
Mesin: 2-stroke
Cylinder: 1
Kapasitas mesin: 97 cc
Max power: 10,8 hp @ 7000 rpm
Max torque: 1,17 kg.m @ 6000 rpm
Pendingin: udara
Fuel system: Carburetor
Pengapian: platina
Transmisi: 5-speed (1-N-2-3-4-5), constan mesh
Lubrication: Suzuki CCI
Starter: kick
Dimensi:
Panjang x lebar x tinggi: 2000 x 850 x 1060 mm
Jarak ke tanah: 195 mm
Tangki bbm: 6,5 liter
Berat: 92 kg

Suspensi:
- depan: telescopic
- belakang: swingarm, double shock
Ban:
- depan: 2.75-19" - 4PR
- belakang: 3.00-18" - 4PR
Rem:
- depan: tromol
- belakang: tromol

Yup.... dilhat dari spesifikasi memang gak ada perbedaan antara versi A, B, dan C. Sorry gan kita cuma punya foto TS100A hasil jepretan ts sendiri dalam kondisi yang seadanya, sedangkan foto TS100A, B, C sendiri sangat sulit sekali dicari di gugle. Itu kita lampirin juga brosur foto TS100L yang knalpotnya dari bawah keatas, jenis TS100L sendiri gak pernah masuk ke Indonesia, tetapi jenis mesinnya sama seperti yang dipakai pada TS 100A, B, dan C. Barangkali agan-agan kaskuser punya fotonya TS100A, B, C silahkan dishare disini gan...

Suzuki TS 100ER

Suzuki TS 100ER hadir pada 1982 di Indonesia menggantikan model sebelumnya Suzuki TS 100 seri A, B dan C terakhir dijual tahun 1979. Penampilan Suzuki TS 100ER secara visual lebih menarik dibanding produk sebelumnya. Di tempat asalnya Jepang, TS 100 ER hadir mulai 50, 100, 125 dan 250 cc. Dengan desain styling-wise itu mengambil desain dari versi trail kompetisi Suzuki yaitu Suzuki RM series. Penampilan mesinnya pun terlihat lebih padat dari versi sebelumnya, meskipun power tidak jauh beda.

Berikut spesifikasi TS 100ER:
engine : 2-stroke
Cylinder: 1
Kapasitas mesin: 97 cc
Max power: 11 hp @ 8000 rpm
Fuel system: carburetor
Pendingin: udara
Pengapian: Platina
Battery/ accu: 6v
Transmisi: 5-speed (1-N-2-3-4-5), constan mesh
Starter: kick
Dimensi:
Panjang x lebar x tinggi: 2000 x 850 x 1060 mm
Berat: 91 kg
Suspensi:
- depan: telescopic
- belakang: swingarm, double shock
Ban:
- depan: 2.75-19"
- belakang: 3.00-18"
Rem:
- depan: tromol
- belakang: tromol



Suzuki TS 125 Series
TS 125A
Suzuki TS 125 juga sama saja dengan TS 100 yang ada 3 versi, yaitu TS 125A, TS 125B, dan TS 125C. Sebenarnya telah hadir di Indonesia sejak tahun 1976. Di Jepang sendiri Suzuki TS 125 diperkenalkan sejak tahun 1970. Sedangkan yang masuk ke Indonesia pertamakali adalah Suzuki TS 125 varian T-code A, yang diluncurkan oleh Suzuki Jepang pada tahun 1975, masuk ke Indonesia pada tahun 1976, yang lebih dikenal dengan nama TS 125A, tentunya saat ini sudah jarang sekali penampakannya.
TS 125A Hadir dengan pesona gagah kaki kekar. Namun kurang mendapat sambutan hangat dari para pengguna sepedamotor di Indonesia. Produk Suzuki ini merupakan sepedamotor trail-enduro yang mampu menjelajah berbagai medan berat di Indonesia.
Karena kehadiran Suzuki TS 125A ini lah yang memancing terlaksananya beberapa event balap motocross pada era 70-an, sehingga memicu gairah anak muda di Indonesia untuk menjadikan Suzuki TS 125A menjadi tunggangan mereka.


TS 125B
Pada tahun 1977, Suzuki TS 125 yang berkode B ini mulai mengalami perubahan pada bentuk, terutama pada tangki yang lebih ramping dan sporty, kemudian knalpot yang ditempatkan di sebelah atas, berbeda dengan produk sebelumnya yang mulai dari bawah. Hadirnya TS 125B ini semakin membangkit gairah anak muda era 70-an untuk memiliki kuda besi ini, terutama untuk ajang balap motocross.


TS 125C
Pada tahun 1978, Suzuki TS 125 yang berkode C. Untuk keluaran tahun 1978 ini, tidak ada perbedaan dengan produk sebelumnya "TS 125B". Spec mesin sama dengan tahun 1977. Perbedaan hanya pada striping tangki, yang sedikit berubah. Setelah produk TS 125C, tidak dilanjutkan produksinya maupun penjualannya di Indonesia, untuk sementara dihentikan pada tahun 1980.


TS 125 ER

Pada tahun 1993, Suzuki Indonesia memunculkan kembali species TS 125, yaitu dengan menghadirkan TS 125 ER dengan penampilan yang berbeda dengan produk-produk sebelumnya. Penampilan yang lebih mendekati ke bentuk Suzuki RM, menjadikan produk ini pun laris manis, nyaris tidak ada saingan untuk kelas Trail-Enduro 2-tak pada era 90-an hingga 2000an awal.
Suzuki TS 125ER walaupun hadir kembali, tapi ini merupakan produk terakhir species TS 125, perjalanan bertahan sampai tahun 2005, hingga akhirnya dihentikan sama sekali. Dalam kurun waktu 1993-2005 tidak ada perubahan sama sekali pada TS 125ER ini, hanya perubahan warna dan stripping pada tahun 2004-2005 sebagai edisi terakhir dijual di Indonesia.

TS 125 versi inilah yang menjadi primadona kelas trail di Indonesia, bahkan hingga sekarang unit bekasnya pun masih banyak yang cari. Mungkin inilah satu-satunya motor bekas 2 tak Suzuki Indonesia yang harga bekasnya mahal  . TS ini banyak dipakai untuk kalangan militer dan polisi di Indonesia. Maksimum daya: 22,0 hp @ 9.500 rpm menjadikan TS 125ER ini mampu melaju hingga batas kecepatan 130km/h di jalanan aspal, padahal motor trail  . Sayangnya sekarang Suzuki Indonesia tidak berniat menghidupkan kembali penerus TS ini .


HONDA

Honda XL 125
Ketika semua produk trail jepang mengandalkan mesin 2 tak, beda dengan Honda di Indonesia, sebenarnya kalo bisa dulu Honda trail mesin 2 tak juga bisa dimasukkan ke Indonesia, tapi kok gak ada ya yang masukin .

Kita mulai dari Honda XL 125, yang katanya masuk ke Indonesia hanya dalam kepentingan “bantuan” pemerintah Indonesia kepada dinas-dinas terkait pada jaman dulu. Pada beberapa daerah pelosok, biasanya dibilang motor mantri. Julukan motor mantri ini dikarenakan pada tahun 1977, sering dipakai berdinas oleh para penyuluh pertanian ya dibilang mantri. Ada pula yang menyebut ini motor dinas pertanian.

Jumlah Honda XL 125 yang masuk dalam rangka “Proyek Aid” tertulis 736 unit. Bisa dibilang edisi terbatas di Indonesia, atau boleh dikata sedikit banget, dibandingkan dengan Honda CB 100,125 yang dijual secara komersial di Indonesia. Tak heran, jika Honda CB sangat familiar dengan masyarakat Indonesia sejak dulu hingga sekarang.

Jika orang awam yang gak ngerti motor, pasti mengira Honda XL 125 ini adalah hasil modifikasi dari Honda CB yang dibuat semi trail. Tetapi jika, jeli maka secara fisik jelas terlihat perbedaannya. mulai dari rangka, tangki, kenalpot, dan segala aksesoris pendukung lainnya.
Selain Honda XL 125, masih ada tipe Honda XL yang masuk, yaitu Honda XL 100. Hadirnya Honda XL 100 ke Indonesia ini minim informasi. Konon informasinya motor ini, salah satu motor operasional digunakan PBB (United Nation) saat berada di Indonesia, entahlah gak tau gan dulu ngapain PBB tahun 70an ke Indonesia . Honda XL 100 sendiri memiliki power 8,5hp, dari segi ukuran ban, dimensi dan tampilan gak jauh beda dengan XL 125.

Honda XL 100

Secara fisik, pemakaian ring ban 18 belakang dan ring 21 pada depan, Dilengkapi pemakaian kembangan ban dual purpose untuk jalan raya dan tanah, menyiratkan bahwa motor ini bertipikal semi offroad. Motor ini tambah terlihat tinggi karena batangan peredam kejut di depan, dan shockbreaker belakang lebih panjang dari pada saudara nya Honda CB 100,125 yang telah hadir sebelumnya di Indonesia.

Berikut spesifikasi XL 125 yang beredar di Indonesia:
Make Model : Honda XL125
Year : 1975-76
Engine : Air cooled, four stroke, single cylinder, OHC
Capacity : 124cc
Bore x Stroke : 56 X 49 mm
Compression Ratio : 9.3;1
Carburretor : 1X 26 keihin
Ignition : Platina
Starting : Kick
Max Power : 12.5 @ 10000 rpm
Transmission : 5 Speed
Final Drive : Chain
Front Suspension : Telescopic forks
Rear Suspension : Swinging fork
Front Brakes : 130mm Drum
Rear Brakes : 120mm Drum
Front Tyre : 2.75 -21
Rear Tyre : 4.00 -18
Seat Height : 818 mm / 32.2 in
Dry Weight : 106.6 kg / 235 lb
Fuel Capacity : 6.8 Litres


YAMAHA

Yamaha DT 100
Pada tahun 1976, motor ini masuk meringsek kepasaran motor enduro Indonesia, yang waktu itu juga berjuang melawan pabrikan Suzuki dengan motor andalannya TS 100. Memang tidak bisa dipungkiri, pada era 70an dan pertengan 80’an, eksistensi motor garuk tanah sangatlah tinggi dinegeri ini, jika ente pernah menonton film jadul berjudul Roda-Roda Gila yang dibintangi Roy Martin atau Ali Topan Anak Jalanan yang diperani oleh Junaidi Salat, kedua film tersebut menggunakan motor ini sebagai properti pendukung khusus sang bintang, bahkan hingga saat ini, Yamaha DT 100 Enduro, sangat lekat kaitannya dengan julukan motor si Ali Topan Anak Jalanan.

Yamaha DT 100 Enduro, motor dengan mengusung spesifikasi mesin berteknologi 2 tak, berkubikasi 97cc 1 silinder, bependingin udara, karburator mikuni vm20, bore x stroke 52 x 45.6mm, maksimum torsi 34.8 NM @8.500 rpm, kopling manual tipe basah, mengaplikasikan 5 percepatan, mengandalkan kelistrikan 6v dengan diotaki pengapian platina, kick stater, kapasitas tangki bahan bakar 7lt, sedangkan oli samping 1,2lt, berpenghanti laju tromol pada roda depan yang dibalut ban kembang tahu berdiameter 21″-275 dan pada bagian belakang juga sama, mengandalkan tromol untuk mengotrol traksi roda berbalut ban kembang tahu 18″-300. Dan perlu diketahui, motor-motor berbasis enduro, memang memanjakan para penikmatnya diputaran bawah yang kaya akan torsi, maka jangan heran jika diajak ngebut dijalanan aspal akan terlihat berat untuk mencapai peak powernya.

DT 100 dihentikan penjualannya tahun 1984, kehadiran motor ini berhenti secara damai ditengah lesunya penjualan motor garuk tanah.
Yamaha DT 100 Enduro, adalah motor buat lelaki beradrenaline tinggi, yang gemar bertualang dialam terbuka waktu itu. Mungkin boomingnya motor-motor enduro, pada waktu itu, tidak terlepas dari kondisi jalanan di Indonesia yang bisa dikatakan belum sebagus sekarang…walaupun sekarang juga bisa dikatakan tidak 100% bagus.


KAWASAKI

Binter KE 125 (Kawasaki KE 125)
Binter adalah merek lokal Indonesia dari sepeda motor Kawasaki yang berasal dari Jepang. Nama Binter adalah kepanjangan dari Bintang Terang, yaitu nama perusahaan distributor sepeda motor ini. Merek ini terakhir digunakan pada tahun 1984-1985 ketika Kawasaki-Binter di Indonesia menutup usahanya. Sepeda motor Kawasaki kemudian pada tahun 1996 membuka kembali usahanya di Indonesia tetapi tidak lagi menggunakan merek "Binter".

Binter KE trail bermesin 125 cc, 2 tak, yang terbilang gagah pada tahun 1981-an. Kalau tidak salah Binter KE 125 diluncurkan oleh Kawasaki sekitar tahun 1981 di Indonesia. Binter KE 125 memiliki suspensi depan yang panjang, begitu juga pada swing arm juga lebih panjang, sehingga terlihat kokoh. Sedangkan pada tangki dengan bentuk volcano yang lebih modern, dibanding motor trail produk lain yang masih memakai gaya lama pada masa itu. sejenisnya Tampilan Binter KE 125 didesain langsung oleh pihak Kawasaki (KHI) Jepang.
Kehadiran Binter KE 125 sezaman dengan Honda XL 125, Suzuki TS 100 dan Yamaha DT 100, sehingga meramaikan persaingan dalam berbagai even Motocross pada era 1981-an. Moyangnya KLX 150 ni gan.


Kawasaki KLX 150 series


Kawasaki KLX 150S

Kawasaki KLX 150S didesain bagi pecinta adventure dengan konsep Aggressive Styling cocok untuk dipakai harian dengan bobot kendaraan yang ringan dan akselarasi yang responsif. Jelajahi segala medan dengan Kawasaki KLX150S. Inilah sang pioneer trail Jepang 4 tak yang tetap dijual hingga sekarang oleh Kawasaki Indonesia. KLX ini sayangnya tidak dilengkapi indikator bensin pada pkital speedometernya, untuk seukuran motor keluaran 2000an . Dari segi mesin KLX ini emang ok mantep gan buat pengendara trail pemula yang ingin naik merasakan sensasi trail pertama kali. Iya karena lingkar roda depan dan belakang terbilang kecil untuk seukuran motor trail, ban depan 70 / 100 – 19 dan belakang 90 / 100 – 16. Jika dipacu dijalanan aspal motor ini hanya mampu mentok 105km/h, tapi untuk tanjakan dan jalanan rusak motor ini torsinya enak banget gan. Kalo gak salah motor ini diluncurkan ke Indonesia sekitar tahun 2009 atau 2010.


Kawasaki KLX 150L

Karena menuai banyak kritikan tentang ukuran diameter ban KLX 150S, maka PT. Kawasaki Motor Indonesia mencoba menghadirkan varian Kawasaki KLX 150 L pada akhir tahun 2013 lalu. Meskipun hanya berbeda kode S dan L, namun kedua jenis motor tersebut ternyata memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Misalnya pada tapak ban. Kawasaki KLX 150 L hadir dengan ban yang lebih besar dengan kombinasi 21 dan 18" .Ukuran ban tersebut mengikuti standar motor tipikal offroad kebanyakan. Sedangkan Kawasaki KLX 150 S menggunakan ban berdiameter 19 & 16". Tapi menurut ts, KLX 150L ini terlihat cungkring baik dari depan maupun belakang, hal ini dikarenakan ukuran ban yang kurang lebar. Swing arm KLX 150L ini lebih panjang dari KLX 150S.

Berikut data teknis KLX 150S dan KLX 150L:

Masalah sektor mesin, baik dari S dan L sebenarnya tidak ada perubahan yang sangat signifikan. Kedua model ini masih menggunakan tipe mesin berkubikasi 150cc SOHC, single-silinder, air-cooler, bore x Stroke (58 X 54,4mm) dengan asupan bahan bakar melalui sistem karburator KEIHIN NCV24.

Dari mesin ini mampu menghasilkan tenaga sekitar 11,6 hp pada 8000 rpm dengan torsi maksimum mencapai 12 Nm pada 6500 rpm. Dikarenakan masih 'menggendong' mesin yang sama sehingga untuk struktur rangka yang terkenal cukup mumpuni dalam melibas trek Tanah Air masih dipertahankan sama persis dengan model yang lama.
Salah satu part yang turut mendongkrak tenaga adalah knalpot, pun tidak lepas dari perhatian Kawasaki Motor Indonesia (KMI) untuk di-upgrade. Beberapa referensi menyebutkan bahwa sektor ini mampu mendongkrak performa hingga 15 bahkan 20 persen pada motor mesin 4-langkah (4Tak). KMI memberikan bentuk silincer terbaru yang mungkin terbilang agak unik, mengingat silincer ini terlihat lebih besar jika dibandingkan dengan silincer pada model lama (KLX150S).

Perbedaan lainnya yang menuntuk kita untuk lebih jeli dalam melihat yakni sektor suspensi belakangnya. KMI masih mempercayakan sistem Uni-Track sebagai piranti peredam goncangan ekstrim pada motor penggaruk tanah ini. Bedanya, jika pada model lama (KLX150S) menggunakan uni-track dengan panjang travel sekitar 7,1 inci atau setara 180mm, sedangkan untuk model terbaru ini (KLX150L) memiliki travel yang lebih panjang yakni sekitar 190mm.

Untuk sektor jok, perbedaan yang paling mencolok di antara keduanya yakni permainan paduan warna pada KLX150L yang lebih dinamis. Kali ini KMI membekalinya dengan lapisan jok dual-tone atau perpaduan dari dua warna yang berbeda. Paduan warna hijau dan hitam pada jok KLX150L terlihat lebih 'manis' jika dibandingkan dengan warna jok pada KLX150S (hitam saja).

Honda Win 100 Semi Trail
Honda Win 100 pertama kali dijual Honda di Indonesia tahun 1984, motor sport / laki dari Honda yang terkenal irit bahan bakar, awet, mesin bandel dan harga murah. Dengan mesin 4-tak 100cc satu silinder dengan model mesin seperti motor bebek Honda C100 series di masa itu, bedanya hanya ditambahi kopling manual sehingga perpindahan giginya tidak seperti bebek lagi, tetapi 1-N-2-3-4 dan tidak dilengkapi dinamo starter, body yang kecil membuat sepeda motor sport ini tetap irit bensin dan mudah perawatannya. Honda Win memiliki 2 type, yaitu versi standard dan versi semi trail seperti yang tampak di foto, bedanya hanya spakbor depannya saja memakai spakbor trail, selain itu sama saja. Bahkan sampai sekarang masih banyak yang mencari motor bekas Honda Win, karena produksi motor ini sudah dihentikan oleh Honda sejak tahun 2005. 

Soal Performa dan Durabilitas sudah terbukti oleh masyarakat kita, tak salah klo mendapat tag line si Bandel Irit dan minim perawatan. Mesin Honda win 100 cc, dibekali mesin 97 cc dan transmisi 4-speed, Mempunyai tenaga dan torsi besar terutama pada hentakan pertama bergerak, tetap nyaman di gunakan di pegunungan atau di pedesaan dengan jalan setapak di pematang. Bisa juga untuk off road karena bentuk tubuh yang ramping tinggi dan relatif ber sumbu panjang antara kedua roda. Pokoknya bisa dimodif sesuai selera pemiliknya.

Kelemahan dari motor ini yakni kalau persneleng atau giginya masuk dan kemudian mesin tiba-tiba mati, maka tidak bisa langsung start lagi, jadi persneleng harus dinetral dulu baru bisa start lagi. Top speed Honda Win ini hanya mentok di angka 110km/h, lumayan lah buat motor semi trail 100cc.

Suzuki Econos A100 Semi Trail
Motor ini menggunakan mesin 2 tak dengan basis mesin Suzuki A100, dan dulu kayaknya Suzuki Indomobil lebih memprioritaskan motor ini kepada pasar motor-motor pemerintah. Soalnya dulu sering juga lihat Suzuki Econos yang pakai pelat merah, jadi kayak kendaraan dinas gitu deh. Dulu pak pos juga sering pakai motor ini gan. Sama seperti Honda Win, Suzuki Econos A100 ini keular dalam 2 type, yaitu standard dan semi trail, bedanya hanya pada spakbor depan saja yang bentuknya trail, lainnya sama saja.

Suzuki Econos A100 ini didukung oleh mesin 98cc yang menghasilkan daya puncak 9,3 hp pada 7500 rpm. Cukup baik untuk sepeda yang beratnya hanya 83 kg pada tangki kosong (7 kapasitas ltr). Mesin silinder tunggal, 2 tak memiliki katup disc rotary dirancang untuk pengiriman daya yang maksimal di seluruh band power. Suzuki juga termasuk sebuah sistem pompa oli otomatis CCI untuk melumasi mesin. Hal ini meminimalisir masalah pelumasan yang kerap ditemui pada motor 2 tak lainnya, singkatnya mesin ini gak gampang panas atau gak gampang macet jika mesinnya panas, beda dengan mesin 2 tak lainnya kalo panas gampang macet/mati mesinnya. Mesin A100 ini sudah terkenal kuat tahan lama, awet, bandel dari tahun 70-an gan.

Suzuki Econos A100 pertama kali dijual di Indonesia barengan dengan Honda Win, yaitu sekitar tahun 1984, dan terus dijual hingga akhir 2005. Dahulu saat tsunami melanda Aceh, Wakil Presiden Jusuf Kala waktu itu memberikan bantuan beberapa truk kontainer berisi Suzuki Econos A100 model semi trail sebagai operasional relawan untuk bantuan Tsunami Aceh. 


Yamaha YT 115
Dengan menyandang spesifikasi mesin hampir sama dengan Yamaha RX-Special, yang menggendong mesin berteknologi 2 langkah, single silinder, berkubikasi 115cc berpendingin udara, mempunyai maksimum power 15.5ps pada 8.500rpm, serta maksimum torsi 1.35kg-m pada 8.000rpm, menggunakan sistem pengkabutan bahan bakar karburator mikuni vm22, pengapian AC-CDI, kelistrikan 12v, kick stater, serta manual kopling tipe basah, menerapkan 5 percepatan, kapasitas tangki BBM 9 lt, serta oli samping 1.2lt, suspensi depan teleskopik, untuk roda depan yang berukuran 19″-275, dan roda belakang 18″-300 yang masih mengandalkan tromol untuk menahan laju putaran kedua rodanya, serta yang terakhir berat total motor adalah 95kg. YT 115 ini dperkenalkan sekitar tahun 90an sama dengan Honda Win dan Suzuki Econos trail, dan terus dijual oleh Yamaha di Indonesia hingga sekitar tahun 2004. 
Yup.... dilihat dari tampilannya, motor ini memang tak ubahnya dengan Yamaha RX-Special diganti spakbor depan trail. di jalanan jarang melihat Yamaha Semi Trail YT 115 dipakai masyarakat umum, biasanya melihat motor YT 115 ini kebanyakan dipakai aparat negara ( PNS -Tentara - Polisi ) mungkin karena kurang diterima pasar akhirnya dijual borongan. Ya padahal memang YT 115 ini bisa dibilang lebih superior baik segi power dan torsi, serta penampilannya lebih berotot jika dibandingkan dengan kedua pesaingnya, yaitu Honda Win 100 model semi trail dan Suzuki Econos A100 model semi trail, tetapi kenyataanya motor ini lebih boros dari kompetitornya, ya jelas lah karena cc lebih besar dan memakai mesin 2 tak milik RX-Special.

Tarikan motor ini juga ringan, untuk tanjakan-tanjakan yang ada diwilayah kerja hampir tidak pernah ada masalah berarti. Sama seperti kedua pesaingnya, motor ini juga tidak dilengkapi indikator bensin pada speedometernya, ciri khas motor jaman dulu gan. Nah itulah beberapa ulasan singkat mengenai Yamaha YT 115 

Suzuki Vanvan RV 90

Suzuki Vanvan RV 90 adalah salah satu jenis motor yang pernah dijual di Indonesia, jika dilihat dari desainnya Suzuki RV 90 ini, jadi ingat Honda Monkey 70cc ya. Motor ini di produksi antara tahun 1971 sampai dengan tahun 1981 (global), namun di Indonesia tertulis 1972 – 1974. Motor ini disebut Sand bike, berarti kurang lebih motor yang cocok di medan berpasir yang butuh gesekan tinggi dan tapak yang lebar. Tapi di situs luar negeri di sebut “Vanvan” atau diartikan “More and more” atau “keep going on”. Kalau Honda monkey pernah ane lihat di jalanan wujud aslinya, kalo motor satu ini sepertinya belum pernah amat langka.

Kenapa motor mini ini ane masukin ke trit ini? yup karena motor ini masih tergolong jenis trail classic walaupun ukurannya mini . Bisa dibilang motor ini merupakan versi mini dari Suzuki TS, kalau jaman sekarang sih motor ini sekelas dengan Kawasaki KSR 110 gan, cmiiw. Dari segi mesin, Vanvan RV 90 ini menggunakan mesin yang sama dengan Suzuki A90 yang sempat beredar di Indonesia tahun 70an dulu, cmiiw. 

Suzuki VanVan RV-90 motor yang diproduksi era th 70an, Secara Desain model Suzuki RV-90 keren banget. Jadi wajar model Suzuki Van Van masih dipakai dan diproduksi pada Suzuki VanVan RV-125cc dan 200cc hingga sekarang di Jepang, tetapi dengan memakai mesin 4-tak tegak yang mirip dengan mesin Thunder 125. Tapi sayangnya desain Suzuki Vanvan versi mesin 4-tak malah terkesan jauh dari desain motor trail classic, tetapi kesannya malah terlihat seperti motor classic saja. Gossipnya dulu tahun 2014 Suzuki Indomobil berencana menjual vanvan RV 125 mesin 4-tak ini ke Indonesia, tetapi hingga 2015 ini tidak ada kabarnya. Thailand pada 2014 lalu sudah lebih dulu menjual Suzuki Vanvan RV125 4-tak ini.


Vanvan RV125 4-tak

Berikut spesifikasi dari Vanvan RV90 ini:
Model: Suzuki RV 90
Year: 1976
Category: Classic
Rating: 68.5 out of 100. Show full rating and compare with other bikes
Engine and transmission
Displacement: 88.00 ccm (5.37 cubic inches)
Engine type: Single cylinder, two-stroke
Power: 6.30 HP (4.6 kW)) @ 6000 RPM
Top speed: 85.0 km/h (52.8 mph)
Compression: 6.2:1
Bore x stroke: 50.0 x 45.0 mm (2.0 x 1.8 inches)
Fuel control: Membrane
Cooling system: Air
Gearbox: 4-speed
Transmission type, final drive: Chain
Chassis, suspension, brakes and wheels
Front tyre dimensions: 6.70-10
Rear tyre dimensions: 6.70-10
Front brakes: Expanding brake
Rear brakes: Expanding brake
Physical measures and capacities
Weight incl. oil, gas, etc: 86.0 kg (189.6 pounds)
Fuel capacity: 3.00 litres (0.79 gallons)


Honda Monkey ST 70 classic mini trail
Pada Tahun 1961 tepatnya pada Pameran motor Honda di Honda’s Tama Tech amusement park dan Sirkuit Suzuka, terdapat sebuah penampakan yang membuat rasa penasaran publik atau warga masyarakat yang melihatnya. Ternyata kendaraan unik yang di display tersebut adalah sepeda motor prototype berukuran kecil yang berbentuk unik sehingga banyak menarik minat anak-anak dan orang dewasa di Jepang pada waktu itu. Tentang Honda Monkey, kenapa disebut demikian karena ukurannya yang kecil menjadikan ridernya kelihatan seperti pemain sirkus! tentunya bukan yang mirip ini lho ya! Honda Monkey masuk ke Indonesia sekitar tahun 70an, kurang tau tepatnya tahun berapa gan , yang jelas motor ini saingannya Suzuki Vanvan RV 90 ketika itu. 

Memiliki mesin yang sama dengan Honda bebek C70, yaitu 72cc, power 5,5hp dan torsi 0,51 kg-m. Mungkin buat orang yang gak ngerti motor bakalan dikira ini Honda S-90 Astra dimodifikasi . Soalnya dulu di salah satu kota di Jawa ada kontes motor classic yang kriterianya dinilai dari tingkat keorsinilan motor, nah Honda Monkey ini malah dikirain oleh panitia modifikasi dari Honda S-90 Astra. 


Yamaha WR250R

Motor ini menjadi model trail 4-tak pertama yang dipasarkan Yamaha di Indonesia, WR250R diklaim punya spesifikasi unggulan untuk performa dan ketahanan. Bermodalkan mesin injeksi 250cc, kemampuannya seimbang untuk on ataupun off-road. Jantung pacu WR250R berteknologi DOHC 1-silinder, sanggup menyajikan daya hingga 30 dk @10.000 rpm dan torsi 23,7 Nm @8.000 rpm. Distribusi tenaga diatur oleh transmisi manual 6-percepatan yang dibantu kopling basah. Untuk kemudahan sudah tersedia starter elektrik, sementara pendingin mesin menggunakan cairan. 

Rangka semi double cradle sebagian besar dibuat memakai alumunium, optimal di trek off-road. Suspensi upside down di bagian depan dan swing arm di belakang siap “melibas” segala rintangan. YIMM hanya menjual WR250R dengan pelek depan 21 inci dengan ban 80/100 dan 18 inci belakang plus ban 120/80. Kedua ban sudah dilengkapi rem cakram. Postur cukup jangkung, jarak jok dengan tanah 930mm. Sementara dimensi panjang 2,18 m, lebar 0,8 m, dan tinggi 1,2 m. Berat kotor –termasuk oli dan tangki bahan bakar- 134 kg.

Yamaha WR250R dapat dipakai sebagai pembuka segmen trail Yamaha karena model ini street legal. Artinya pemilik punya STNK dan plat nomor untuk digunakan di jalan raya. Selain WR250R, ATPM Yamaha punya pilihan WR250F dan YZ250F, namun keduanya dirancang untuk kompetisi dengan special engine. Karena motor-motor ini memang diimport resmi oleh ATPM Yamaha. Dengan legalitas resmi tersebut, para penggemar motor trail tidak hanya dapat menyalurkan hobi di trek off road tapi bisa “show off” di jalur on road”.

Yamaha Indonesia hanya menjual satu varian WR250R yakni warna Race Blue yang dibanderol Rp 93 juta. Pintu pemesanan telah dibuka di flagship shop Yamaha yang hanya menjual model – model CBU. Mahal gan... karena memang diimport utuh dari Jepang langsung.




Kawasaki D-Tracker 150 (new)

D-Tracker versi 2015 kali ini tampil dengan desain baru, velg dan ban baru juga headlamp baru tapi walaupun D-tracker ini sudah memenuhi standar emisi Euro 3, tapi masih menggunakan karburator pemirsa.. Dengan fitur Standar Suspensi depab UpSideDown D-Tracker versi 2015 ini ada 2 versi dan 4 pilihan warna dari sport 150cc bermesin 144cc ini, yaitu versi Standar dan versi SE(Special Edition) yaitu tambahan Assesoris Hand Guard, Engine guard dll yang sudah terpasang dari pabriknya.. mantap..

Yup ini baru namanya keren... karena pakai velg 17 inch, bukan 14 inch versi sebelumnya yang kesannya kayak motor anak kecil  Dan terakhir D-Tracker facelift 2015 ini dibandrol dengan harga Rp. 28.900.000 untuk versi standar dan Rp. 29.900.000 untuk yang Special Edition, semua masih OTR Jakarta pemirsa… Muahal....... Oiya, speedometer kini telah dilengkapi indikator bensin, sedangkan versi velg 14 inch sebelumnya gak pakai indikator bensin . Sayangnya untuk versi 2015 ini fitur kick starter pada mesinnya telah dilepas gan, jadi kalo misal ada masalah pada dinamo starternya, wajib didorong buat idupin mesinnya, terlebih saat usia motor mencapai 7 tahunan lebih  

Thanks ya semua,  udah mampir ke blog ini, Kawasaki adalah yang paling serius main trail di Indonesia, sayangnya Suzuki udah pensiun main trail.

Sumber : dari segala sumber di Internet digabung dan diedit.


sesekali, Ngetrail yukkk





Comments