MUSANG BERBULU AYAM : Sebuah Puisi dari Kumpulan Puisi Dunia Kertas

Ini ceritaku kawan    
Tentang  musang yang berbulu ayam
Indah sekali
Berwarna warni

Aku tidak mengada ada
Tentang musang itu, begitulah adanya
Tak perlu menunggu senja
Tak perlu menanti senyap
Musang itupun tak perlu mengendap         endap

Musang berbulu ayam
Mendapatkan karpet merah
Ia+pun tebar pesona
Tak ubah peragawan diatas              panggungnya

Sebuah mikropon disodorkan pada sang musang
Iapun bersuara...
"Wahai ayam-ayamku sebangsa dan senegara, berhati-hatilah terhadap musang yang siap memangsa, bersembunyilah bersamaku disana"

Ayam ayam tua yang pernah bijaksana lunglai terpesona
Sungguh inilah ayam pelindung kita
Inilah ayam pemimpin kita
Mari kita ikuti dia
Lupakan yang lainnya

Musang sembunyikan geraham dibalik bulunya
Tetesan liur basahi separuh lehernya              
"Tunggu waktumu Yam", terdengar gumam disela geraham        

Tapi tak ada musang yang sempurna
Meski berbulu sama, telapak kaki tetap berbeda
Jejak yang tertinggal, tampak begitu nyata
Dan ayam-ayam ternganga, inilah sesunggunya musuh kita



Comments