DEPATI PARBO, SAMBUT SALAMKU : Sebuah Puisi dari Kumpulan Puisi Dunia Kertas


Masih adakah yang ingin bersaksi dari peperangan di Renah Manjuto? 
Kala kebesaran negeri ini diuji oleh nafsu-nafsu tirani, ada beribu jemari perkasa menghadang dalam sinsingan lengan baju berlumur peluh dan kusam. 
Engkau ada disana. 
Engkau berdiri membela.

Adakah hujan yang belum menitikkan syairnya mengiring para syuhada?
Dan pepucuk pohon-pohon rimba Alam Kerinci bertasbih meluapkan harap dalam doa, sementara bening sungai-sungai kecil menanti cemas tatkala sebuah dada tertembus peluru angkara

Adakah semangat yang tersisa dari kepulan asap saat Pulau Tengah luluh lantak diterjang peluru-peluru meriam nan angkuh? 
Kau saksikanlah, wahai langit, Mereka tak pernah surut. 
Tak ada pekik ketakutan terngiang meski raga harus menanggung ragam. 
Entah berapa lagi nyawa yang harus melayang demi menjadi pagar kukuh negeri tercinta.

Namun, adakah yang ingin ditangisi saat ini? 
Mungkin bukan lagi untuk pengkhianatan. Mungkin bukan untuk kepengecutan. 
Kudengar tangismu menatap hari depan, ketika hari inipun tiada Depati-Depati Parbo muda yang ingin meneruskan. 
Tatkala hari ini generasimu telah meniadakan.

Duhai Depati Parbo, sambutlah salamku…

Comments