Kantung Semar alias kancung Beruk




Kantung semar, nama yang mungkin sering kita dengar. Tumbuhan unik ini beberapa tahun terakhir mulai dilirik para penggiat tanaman hias ataupun tanaman langka. Nah, kalau dari Tanah Sakti Alam Kerinci, kantung semar sangat familiar bagi masyarakat yang ada di Kecamatan Gunung Raya, di ujung selatan Kerinci. 
Kantung Semar dalam bahasa setempat disebut "Kancung Beruk". Kancung Beruk banyak dijumpai di rawa-rawa antara dusun Lolo dan Lempur ataupun di sekitar Danau Lingkat. Masyarakat biasa memanfaatkan Kancung Beruk ini sebagai wadah untuk membuat kuliner. 
Pada momen-momen tertentu, biasanya masyarakat akan memasak makanan ini. Wujudnya? Beras ketan, biasanya ketan hitam, diberi santan kelapa dan bumbu lainnya dimasukkan dalam wadah kantung ini. tentunya kantung tersebut telah dibersihkan terlebih dahulu. Selanjutnya Kantung Semar yang telah diisi dengan beras ketan tadi direbus dalam dandang sampai matang. Setelah matang, Kantung semar disajikan dengan kuah serikaya atau dengan tapai hitam. So, kalo belum pernah nyoba, datang saja kesini...

 Nah, soal biologis dari tumbuhan Kantung Semar alias kancung Beruk ini kita ikuti saja dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Genus Nepenthes (Kantong semarbahasa InggrisTropical pitcher plant), yang termasuk dalam familia monotipik, terdiri dari 130 spesies dan belum termasuk hibrida alami maupun buatan. Genus ini merupakan tumbuhan karnivora di kawasan tropis Dunia Lama, kini meliputi negara Indonesia , Republik Rakyat Cina bagian selatan, IndochinaMalaysiaFilipinaMadagaskar bagian barat, SeychellesKaledonia BaruIndiaSri Lanka, dan Australia. Habitat dengan spesies terbanyak ialah di pulau Borneo dan Sumatra.
Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan cara memanjat tanaman lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak memanjat. Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya seranggapacet, anak kodok) yang masuk ke dalam.
Pada umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa, biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik, bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain, kantong atas lebih sering menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat, kantong jenis ini jarang bahkan tidak ditemui pada beberapa spesies, contohnya N. ampullaria. Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya, adapun kantong roset, memiliki bentuk yang sama seperti kantong bawah, namun kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset, contoh spesies yang memiliki kantong jenis ini adalah N. ampullaria dan N. gracilis. Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk seperti campuran kantong bawah dan kantong atas.
Tanaman ini memiliki penyebaran yang sangat luas dari pinggir pantai sampai dataran tinggi, karena inilah nepenthes dibagi dalam dua jenis yaitu jenis dataran tinggi dan jenis dataran rendah, walau kebanyakan spesies tumbuh di dataran tinggi. Spesies yang tercatat tumbuh di ketinggian paling tinggi adalah N. lamii yaitu di ketinggian 3,520 m.
Kebanyakan spesies tumbuh di tempat dengan kelembaban tinggi dan cahaya dengan tingkat menengah hingga tinggi. Beberapa spesies seperti N. ampullaria tumbuh di tempat yang teduh dengan tidak terlalu banyak cahaya, sedangkan N. mirabilis tumbuh ditempat yang terbuka dengan cahaya yang berlimpah. Tanah tempat tumbuh nepenthes biasanya miskin hara dan asam. Beberapa spesies tumbuh di tempat yang sangat beracun bagi tanaman lain seperti N. rajah yang tumbuh pada tanah dengan kandungan logam berat dan N. albomarginata yang tumbuh pada pantai berpasir di zona yang terkena siraman air laut, beberapa spesies tumbuh epifit seperti N. inermis yang tumbuh tanpa bersentuhan dengan tanah.

Comments