DALAM HUJAN : Sebuah Puisi dari Kumpulan Puisi Dunia Kertas



(Ingatan pada berita-berita)

Padang Aro, 00.05 WIB

Langit bergemuruh melepaskan semua keluh yang tersumbat dan menggores dadanya
Hanya diiringi dingin, hujan ini turun dan menyapa bumi kita
Aku, engkau atau mereka mungkin telah terlelap atau mencoba terlelap
Membawa sejuta peluh hari ini dan meleburkannya dalam mimpi

04.15 WIB

Mimpiku tak berketentuan
Aku hanyut
Aku terbang
Namun kenyataan bahwa hujan ini masih turun menjelang subuh hari membatalkan semua inisiasi mimpi
Aku, kau atau mereka mungkin masih akan tersenyum pada sebuah kewajaran alam ini

07.00 WIB

Teras rumah, seperti ditempatku, mungkin akan menjadi tempat perenungan yang indah menyambut matahari yang terlambat muncul hari ini
Tak ada siulan merdu burung kecil di pohon kelapa seberang jalan itu sementara setangkai anggrek kecil yang mengais hidup di pohon nyiur masih tertidur
Hujan masih mengguyur seperti tadi atau bahkan semakin berani dan langit hanya punya warna kelam
Ingatan-ingatan yang jernih ataupun keruh mulai menari di benak ini
Bumi, langit, hutan, matahari, awan, kabut, sungai, padi, jiwa-jiwa sunyi dan entah apa lagi

Aku, mungkin juga engkau, hanya menahan nafas
Biasanya juga ada hujan karena ia adalah rezeki
Hujan yang membuat kita mampu berlari dengan tangan terkepal hingga hati menyatakan puas dengan warna bumi
Aku, mungkin juga engkau, berkata tidak untuk kali ini
Senyap dan menggeleng dengan sorot mata tak mampu percaya
Bagaima mungkin air-air kehidupan bersalin rupa menjadi dewa kehancuran

Kita renungkan saja sejenak
Lalu membaur kembali dalam angka-angka

21 Desember 2012

Comments