SENANDUNG SUNYI ALAM KERINCI




Kala kembali ku menapak disini
Terusik rinduku
Mengenang masa lalu
Pudar pupus bayangan itu
Cabiklah lembaran-lembaran
Atas keangkuhan
Atas keegoan

Seakan masih kudengar kicau burung
Jaga Aku menanti sang mentari
Berharap embun itu tersapu
Kupinta mendung itu berlalu
Dan kuhampiri sawahku

Seakan masih kudengar suara serunai
Hapus peluh dari dahiku
Berharap jabat tangan dari sahabat
Berbagi keluh kesah pada sahabat
Dan bangkitkan semangatku

Seakan bisa kudengar canda sang  kerbau
Sentak Aku menatap senja
Berharap semilir angin petang
Kurindu cemerlang cahaya bulan
Dan kudatangi surauku

Pelantun Ayat  Suci tak lagi kukenal
Yang mestinya hatiku akan bergetar
Dan langkahku semakin sadar

Suara Tale  itupun hanya berlalu
Yang mestinya Aku kan terpaku
Dan kubaca sejarahku

Petatah-petitih tetua tak lagi laku
Yang mestinya Aku kan malu
Dan kubenahi adatku

Ah… Aku hanya berkhayal
Atau bahkan tak mampu menalar
Benarkah ini nyata
Atau pernah ada
Tak mau kujawab tanya

Aku terasing di Negriku
Dalam  riuh dan bising penjarakan Aku
Aku terusir dari tanahku
Lalu menjauh dan pergi dari lumbungku

Kini…
Di mana Aku mencari
Senandung sunyi Alam Kerinci

Inderapura Estate, 22 Desember 2009

Comments