Ketika Raja Rimba Masuk ke Desa

Kerinci, 12 Juni 2012. - Baru seminggu ini berita seputar terjeratnya seekor harimau, sang raja rimba, di Desa Bedeng V, Kec. Batang Merangin - Kerinci, menjadi topik di berbagai media. Ia terjebak di seutas jerat yang dipasang petani untuk mencegah serangan hama babi diladangnya, tak jauh dari jalan lintas Kerinci Bangko. Setelah 4 hari, baru lah harimau itu bisa di 'evakuasi' aparat. 
 Namun, ini bukanlah akhir dari cerita. Tadi siang, sebagai rutinitas hari sabtu, Saya berangkat ke ladang di daerah Bedeng 8 dan Bedeng 12. Hmm, mumpung cuaca masih bersahabat, ketiga petak ladang itu bisa dikunjung. 
Biasanya, cerita dengan para petani yang memang bermukim disana, tak jauh dari seputar budi daya tanaman. Entah kopi, kulit manis, pisang ataupun hortikultura. 
Namun kali ini cerita malah seputar raja rimbah. Adalah mas yono dan istrinya yang sudah seminggu ini menyadap karet d ladang saya. Ternyata, mereka juga berjumpa harimau secara langsung di ladang itu sekitar jam 10 pagi. Mereka hanya berjarak 3 meter saat harimau itu melintas disana. Istri mas yono itu mengalami shock berat. Padahal lokasi kebun karet itu hanya berjarak sekitar 250 meter dari jalan raya. 
Upss, raja hutan yang telah dewasa itu tak sendiri berkelana disana. Petani lain di Balai Bedeng 12 mengatakan bahwa masih ada seekor harimau lagi dengan ukuran badan dan umur yang lebih kecil berkeliaran disana. Malah, tak canggung ia menyusuri jalan raya yang belum selesai di aspal itu. 
Yah, sang raja rimba kini telah masuk ke desa. Masuk ke peladangan dan pemukiman warga. Jika hanya babi dan kera, para petani mungkin bisa memaklumi dan mengantisipasinya. Namun jika sang raja rimba? 
Di Desa Muara Hemat, setidaknya Dusun Bedeng 12, kini juga didiami harimau. Lantas pada siapa kami akan berkeluh kesah? 
Adakah aparatur yang berwenang mengatasi hal ini? 

Comments